Rabu, 11 Juni 2014

GAME BARU Juni 2014-2

 GAME BARU Juni 2014-2

By 

Juni 2014


Transformers: Rise of the Dark Spark

Transformers-Dark-Spark
  • Genre: Action
  • Platform: Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, Wii U, 3DS, PC

Company of Heroes 2: The Western Front Armies

coh 2 western
  • Genre: Strategy
  • Platform: PC

Grid Autosport

grid autosport9
  • Genre: Racing
  • Platform: Playstation 3, Xbox 360, PC

BlazBlue: Chrono Phantasma

blazblue
  • Genre: Fighting
  • Platform: PS Vita

Xblaze Code: Embryo

xblaze code embryo
  • Genre: Adventure
  • Platform: Playstation 3, PS Vita

Atelier Rorona Plus: The Alchemist of Arland

atelier rorona plus
  • Genre: RPG
  • Platform: Playstation 3

Plants vs. Zombies: Garden Warfare

plant vs zombies garden warfare1
  • Genre: Shooter
  • Platform: PC

25 Juni 2014


Valiant Hearts: The Great War

valiant hearts
  • Genre: Adventure
  • Platform: Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, PC

27 Juni 2014

Sniper Elite 3

Sniper Elite 3 101 trailer (28)
  • Genre: Shooter
  • Platform: PC
Semua tanggal rilis di atas didasarkan pada versi bahasa Inggris untuk setiap game dan tanggal pemasarannya di dunia Barat. Tidak tertutup kemungkinan tanggal perilisan ini akan berubah sesuai dengan keinginan developer. Tanggal yang berbeda juga mungkin terjadi pada saat perilisannya di Indonesia, resmi maupun tidak resmi. Jadi, game mana yang paling Anda tunggu?

GAME BARU JUNI 2014

Upcoming Game Release: Juni 2014

By 

upcoming-game-release-juni-
Bersiap untuk menyambut salah satu event gaming terbesar di industri game – E3 2014 yang akan diselenggarakan pada pertengahan bulan ini, konsol next-gen mungkin tengah menjadi fokus persaingan. Namun ini bukan berarti konsol generasi saat ini dan PC akan kekurangan game-game berkualitas di Juni 2014. Tidak sedikit darinya merupakan proyek ambisius yang sudah lama diantisipasi dan eksklusif, sementara yang lainnya memang dikenal lahir dari developer kawakan yang tidak perlu lagi diragukan kemampuannya. Jadi, game-game apa saja yang pantas Anda nantikan bulan ini?

3 Juni 2014


Murdered: Soul Suspect

murdered soul suspect
  • Genre: Adventure
  • Platform: Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, PC

War Thunder

war thunder
  • Genre: MMO Action
  • Platform: Playstation 4

Wildstar

wildstar
  • Genre: MMORPG
  • Platform: PC

Ultra Street Fighter IV

ultra street fighter 4
  • Genre: Fighting
  • Platform: Playstation 3, Xbox 360, PC

Worms Battlegrounds

worms battleground
  • Genre: Action
  • Platform: Playstation 4, Xbox One

Hyperdimension Neptunia: Producing Perfection

hyperdimension neptunia pp
  • Genre: Simulation
  • Platform: PS Vita

6 Juni 2014


Tomodachi Life

tomodachi life
  • Genre: Simulation
  • Platform: Nintendo 3DS

10 Juni 2014


Enemy Front

enemy front
  • Genre: Shooter
  • Platform: Playstation 3, Xbox 360, PC

17 Juni 2014


EA Sports UFC

EA Sports UFC
  • Genre: Fighting
  • Platform: Playstation 4, Xbox One

19 Juni 2014


Pushmo World

pushmo world
  • Genre: Puzzle
  • Platform: Nintendo Wii U

20 Juni 2014


Divinity: Original Sin

divinity original sin

God of War 4

God of War 4 Hadir di E3 2014?

By 
  
god of war1
Kurang lebih sepekan menjelang digelarnya pameran game terbesar di dunia, E3 2014, Santa Monica selaku studio yang menangani God of War series memberi indikasi kemunculan game terbarunya di ajang tersebut.
Kabar ini mencuat setelah Santa Monica berkicau di akun Twitter resmi mereka. Memang, tak ada kata-kata yang menyebutkan soal game God of War terbaru. Meski begitu, hashtag #E3 seolah menjadi pertanda partisipasi Santa Monica meramaikan pameran.
Hasilnya, banyak pengguna Twitter lainnya yang kemudian menghubungkan kicauan dari Santa Monica dengan God of War 4. Tak sedikit pula komentar mereka yang terlihat sangat antusias dan berharap game God of War terbaru benar-benar menjadi kenyataan.
Sony Santa Monica melemparkan teaser terkait proyek terbaru mereka. God of War 4 di E3 2014? Semua indikasi mengarah ke sana.
Sony Santa Monica melemparkan teaser terkait proyek terbaru mereka. God of War 4 di E3 2014? Semua indikasi mengarah ke sana.
Mungkinkah E3 2014 akan menjadi ajang pengumuman game God of War pertama untuk PlayStation 4? Bisa jadi. Apalagi hingga saat ini belum ada tanda-tanda God of War hadir di konsol next-gen tersebut dan Sony tentunya ingin game anyarnya bisa menarik minat para gamer, khususnya untuk semakin mendongkrak penjualan PS4.
Sampai berita ini dibuat akun Twitter Santa Monica belum mau menjawab rasa penasaran para gamer dan tak lagi mem-posting kicauan apapun. Kita tunggu saja kepastiannya di E3 2014 yang akan digelar di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 10-12 Juni 2014 nanti.

GAME SONY TERANYAR


GAME SONY TERANYAR

Destiny: New Trailer!

destiny3

Kerjasama erat antara Activision lewat proyeknya yang paling ambisius – Destiny dengan Sony memang mengalir kentara sejak event E3 2014 berlangsung. Sony mengumumkan beragam konten eksklusif dan kesempatan untuk mulai menikmati masa beta Destiny di Playstation 4 pada 14 Juli 2014 mendatang. Sebuah trailer terbaru juga memberikan sedikit latar belakang cerita yang ada.

Playstation 4 Putih

white playstation 4
Bundle Destiny juga diperkenalkan dalam sebuah paket Playstation 4 berwarna putih dengan DualShock 4 yang juga berwarna sama. Bundle ini akan meluncur pada 9 September 2014 mendatang.

The Order 1886: New Trailer!

the order 1886

Menjadi salah satu game eksklusif andalan Sony, The Order 1886 diperkenalkan kembali lewat sebuah trailer gameplay terbaru. Setelah selama ini berhadapan dengan tokoh antagonis lain yang sama-sama manusia, untuk pertama kalinya, Anda melihat perjuangan sang karakter utama melawan makhluk supernatural yang mematikan. Perpindahan dari cut-scene ke gameplay juga menjadi poin plus yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Entwined: Game Puzzle Terbaru

entwined

Sony memperkenalkan game puzzle eksklusif terbaru – Entwined yang diklaim memiliki makna cerita yang mendalam. Game ini sudah tersedia di PS Store.

Infamous First Light: Berfokus Pada Fetch!

infamous first light


Seperti yang sempat dirumorkan sebelumnya, Sucker Punch dan Sony akhirnya secara resmi memperkenalkan DLC standalone untuk Infamous: Second Son – First Light. Mengendalikan Light dan mengeksplorasi kisahnya lebih dalam, Anda bisa membeli dan memainkan DLC tanpa harus memiliki Infamous: Second Son sebelumnya.

GAME UBISOFT TERANYAR


GAME UBISOFT TERANYAR



Tumbuh menjadi salah satu publisher yang kian menancapkan diri sebagai salah satu yang terbesar, sepak terjang Ubisoft memang menjadi salah satu daya tarik yang tidak bisa dipisahkan dari E3 2014. Bagaimana tidak? Selain menawarkan segudang game-game serius, brutal, dan berat, Ubisoft juga terkenal lewat beragam proyek game yang memang dibangun untuk menciptakan kesenangan tiada banding bersama dengan karakter ikonik dan gameplay yang menyenangkan. Antisipasi yang tinggi mungkin tengah menuju satu nama: Far Cry 4. Namun bukan berarti Ubisoft tidak mempersiapkan beberapa proyek kejutan lain untuk memantapkan sepak terjang mereka di persaingan konsol next-gen nantinya.
Lantas apa saja yang sebenarnya ditawarkan oleh Ubisoft di ajang E3 2014 ini? Apakah berbagai game yang sempat dirumorkan terbukti akan hadir? Ataukah berakhir pada kekecewaan di sisi gamer?

Far Cry 4

far cry 4 5 minutes
Setelah sempat dirumorkan beberapa waktu yang lalu, Ubisoft akhirnya memperkenalkan secara resmi eksistensi Far Cry 4 di minggu-minggu akhir menjelang E3 2014. Terlepas dari proses pre-order yang sudah dibuka, Ubisoft Montreal memang belum membuka lebih banyak detail. Prediksi bahwa E3 2014 akna menjadi momen pertama untuk memperkenalkan game ini memang terbukti benar. Sebuah trailer cerita perdana dirilis, mengindikasikan hal seperti apa yang akan Anda dapatkan di lima menit pertama permainan. Sang tokoh antagonis yang tak kalah gila dengan Vaas diperkenalkan, dengan kualitas visualisasi yang juga terlihat cukup next-gen. Far Cry 4 sendiri rencananya akan meluncur pada 18 November 2014 mendatang.

Just Dance 2015

just dance 2015
Menyenangkan memang, Just Dance tumbuh menjadi salah satu game ruang tamu tersukses yang pernah dirilis Ubisoft selama beberapa tahun terakhir ini. Tren tersebut tampaknya akan terus berlanjut dengan dikonfirmasikannya eksistensi Just Dance 2015 untuk tahun 2014 ini. Selain kumpulan lagu baru yang akan menjadi daya tarik utamanya, Just Dance 2015 juga akan hadir dengan gameplay baru yang berbasis komunitas – dimana para gamer bisa mengunggah video dance mereka dan dinilai oleh gamer yang lain. Mereka bahkan bisa muncul sebagai video klipnya sendiri di Community Remix. Bagian terbaiknya? Dengan menggunakan aplikasi smartphone bernama Just Dance Snow, Anda bisa bergabung dengan Just Dance konsol secara instan, tanpa perlu menggunakan kontroler sama sekali dan tentu saja – berdansa utama.

The Division: Sebuah Dunia Post-Apocalyptic

the division story
Ubisoft memang memastikan The Division sebagai proyek yang mendapatkan cukup perhatian di ajang E3 2014 ini. Setelah memperlihatkan gameplay yang memesona di event utama milik Microsoft, Ubisoft menjadikan event utamanya sendiri sebagai kesempatan untuk menciptakan latar belakang yang kuat untuk game berbasis Snowdrop Engine ini. The Division ternyata mengusung plot yang cukup berat – sebuah dunia post apocalyptic setelah varian virus tertentu berhasil membunuh dan menjadikan kota New York tak ubahnya sebuah dunia bebas tanpa aturan. Trailer plot pre-rendered dilemparkan dan tampil cukup kuat.

The Crew

the crew




NEW DLC THE LAST OF US



NEW DLC THE LAST OF US

JAGAD PLAY
BY IPEB

the-last-of-us-600x337
Downloadable Content ketiga dari The Last of Us siap dirilis dalam waktu dekat. Menurut Naughty Dog, DLC terakhir ini tentunya akan menghadirkan berbagai fitur anyar.
Salah satu diantaranya adalah difficulty mode terbaru. Selain itu, ada pula beberapa maps tambahan dan survival skill. Bagi gamer yang telah membeli Season Pass, DLC tersebut bisa langsung diunduh secara gratis di hari peluncurannya nanti.
Jika ada gamer yang belum memiliki Season Pass, berbagai fitur terbaru itu bisa dibeli secara terpisah. Ground Mode dibanderol USD 4.99 dimana akan membuat campaign terasa lebih sulit. “AI tidak punya belas kasihan, pintar, dan brutal, bertahan hidup akan menjadi ‘nyaris’ tidak mungkin,” kata Eric Monacelli, Community Strategist di Naughty Dog.
13854269294_f27f42e755_z
13854268004_e57f06f90a_o.0_cinema_960.0
Sementara Reclaimed Territories Map Pack dijual seharga USD 9.99. Ada empat maps baru yang tersedia, yaitu Wharf dimana berlokasi di dermaga tempat Joel bertemu Robert, Capitol yang berlokasi di Boston, Coal Mine di Colorado, dan Water Tower di Lincoln, Pa.
Jika gamer ingin mendapatkan senjata dan skill baru, ada DLC lainnya bernama Grounded Bundle yang dibanderol USD 5.99. Beberapa senjata anyar yang tersedia adalah potato gun, double-barrel shotgun, dan masih banyak lagi. Yang terakhir, ada DLC lainnya seharga USD 3.99 yang berisi Survival Skills, Situational Survival Skills dan Professional Survival Skills, unlock lebih cepat dan pergerakan yang lebih sunyi, mengambil ammo secara otomatis, bom yang meledak lebih cepat, dan lain-lain.
Kabar baiknya, tidak semua konten baru tersebut mengharuskan gamer membayar sejumlah uang. Ada satu yang gratis yakni Full-Auto Rifle. Selain pengumuman terkait DLC, para gamer The Last of Us yang telah membeli versi PS3 dipastikan akan mendapat diskon jika mereka berminat memiliki The Last of Us Remastered di PS4. Tertarik?

Watch Dogs GAME BARU

 Watch Dogs GAME BARU

BY ISMI FEBRIAN
Watch Dogs is to be believed, then a shocking number of Chicago residents are delinquents. As you roam the city looking to both right what is wrong and make wrong what is right, you hack into its citizens' smartphones and listen in on their conversations, and even tap into their computers and catch a glimpse of them as they enjoy their deviations in the supposed privacy of their own homes. Some of these Chicagoans are chronic masturbators; others are criminals and cannibals, ordinary to look at should you pass them on the street, but far from ordinary when they think they are alone.
Aiden Pearce is also far from ordinary, but he understands that privacy is a myth. The city has installed a computer system called ctOS that knows everything, sees everything, and controls everything. Aiden is a hacker. By manipulating ctOS's systems, Aiden can steal from your bank account, gain access to surveillance cameras, and even discover your profession and learn where you went on vacation, or whether you're faithful to your spouse. Aiden's nefarious talents are valuable, and he once had no qualms about who he killed or robbed, as long as he delivered the information and earned his reward.
Do you think your identity is private? Aiden knows who you are and what you did.
You'd suppose, then, that information is your most powerful tool in Watch Dogs, but this open-world game's joys come not from voyeurism and information brokerage but from chaos and destruction. Combat encounters are structured like puzzles: Aiden hunkers down and you survey the area, choosing whether to dominate your enemies with firearms and grenades, press against cover and distract your enemies so that you can pass by without raising their suspicions, or settle on a compromise, silencing enemies with well-aimed headshots and taking them down from behind with a swift takedown maneuver. But whichever style best suits the occasion or your mood, you're likely to cause a few explosions and toy with your enemies' heads.
How do you create such chaos? By overloading circuit boards, setting off guards' grenades remotely, or forcing pipes to burst beneath your foes' feet. Such control, right at your fingertips; thanks ctOS! When I felt particularly evil, I threw a distraction lure toward a circuit board and detonated the board as a nearby guard approached. He cried out in agony, and I was grateful that I had one less obstacle between me and my destination. But this kind of evil could feel even more heinous if I happened to glance at my victim's personal information before annihilating him. Oh--he was recently married. Or perhaps he was on antipsychotic medication. Occasionally, I would hesitate to put a bullet in a guard's head if I knew his wife was expecting a child, but I rarely had reservations about murdering a prison escapee. I was deciding whose life had greater value, and I'm grateful that Watch Dogs, in its own subtle way, led me to ponder why I would prize one man over another. With one snap moral judgment, I might decide to let one man live and another die. Unless, of course, I was under fire from every direction, in which case all bets were off.
Rage against the machine!
I don't wish to overstate Watch Dogs' social musings, however. The game sometimes pauses to grapple with quandaries about the trade-off between freedom and security in modern society, but rarely reaches any conclusions or digs very deeply. This is a game that allows you to hack into highway billboards and reveal age-old memes like "I can has cheezburger?" This is a game in which you eavesdrop on a man who couldn't ejaculate during a sexual encounter because his bladder was full. Such drastic tonal shifts prevent the story's early attempts at gravitas from sticking, leaving Aiden looking like a chump with little self-awareness, and leaving the player to wonder what really drives this vigilante, apart from the revenge quest that has him seeking to retaliate against unknown persons for the death of his niece. When his sister, Nicky, pleads with him to stop his pursuit, explaining that he's risking the safety of his remaining family, Aiden makes a promise he doesn't ultimately keep. Why he is so willing to seek vengeance while knowing he's putting his sister and nephew in peril is never sufficiently explored. Perhaps Aiden is addicted to the underground life he has come to lead, which has him staring at his smartphone's screen in the same way that I so often do, oblivious to what's happening around me.
I came to be more invested in the story once I'd assembled a small team of hackers and closed in on the conspiracy at the game's center. Watch Dogs' tale is at its best when it sticks to its Tom Clancy-style technospeak and leaves behind the revenge-story cliches that seem to power every tale about a man dealing with his anger over a female loved one. My devotion was not to Aiden, however, but to his friends Clara and T-Bone. One character describes Clara as a "punk-rock chick," but she's not so remarkable for her tattoos and knee-high boots as she is for her empathy toward Aiden and her patience for his stubbornness. And if Clara's type is punk-rock chick, then T-Bone is the Southern-fried genius, a down-home intellect who thankfully keeps the Hee Haw language to a minimum.
In Chicago, the mean streets are even meaner.
Aiden eventually matures, albeit too little and too late, and wonders aloud who should get to choose whose lives are less important than others. Shortly thereafter, that question still lingering, you decide if Aiden should be that person. By that point, it was clear to me what he must do, based on audio logs I'd found scattered across the city. I was glad I'd taken the time to learn what I did; finding those logs isn't required to finish the story, after all. And I was glad that Aiden at last was asking the same question I had many hours beforehand: Does the loss of one life justify mowing down dozens or hundreds of men, and risking my own sister's life in the process? If only he had pondered such obvious concerns hours before, I may have been more concerned about his ultimate fate.
Watch Dogs' narrative may win no awards, but as an open-world playground, the game rightfully deserves to be mentioned with heavyweights like Grand Theft Auto and Saints Row. This playground isn't just loaded with stuff to do, as most such games are; it's loaded with lots of terrific stuff to do. I lost myself for an hour solving chess puzzles. Other times, I shot up aliens in several of Watch Dogs' augmented reality games. And still other times, I would locate remnants of QR codes painted on walls and overpasses, and hack from one camera to the next, looking for the angle that would let me view the entire code. Even the smallest activities are fully engaging. Not only are the chess puzzles clever, but I listened to two women converse about job woes as I solved them, which gave me an additional dose of entertainment. The alien shoot-'em-ups occur on Chicago's busy streets, where I got to witness car-crash victims gesticulate in anger at each other while I fired my holographic gun at virtual aliens. And like several of Watch Dogs' core activities, lining up QR codes kept my brain cells buzzing as I experimented with cameras and moved to different positions, hoping to merge those painted patterns into a cohesive barcode.
Some of these Chicagoans are chronic masturbators; others are criminals and cannibals, ordinary to look at should you pass them on the street, but far from ordinary when they think they are alone.
Moving from one activity to the next often involves summoning a vehicle to a nearby location, or simply nabbing one from the roadside or carjacking an innocent driver as she pulls up to a traffic light. Those drivers will not be happy--in fact, they may even call 911 and summon the cops--but it's worth getting on the po-po's bad side if it means racing through the streets in Watch Dogs' sizable collection of automobiles, or zooming through the canals in a speedboat if you happen to be near the water. Vehicles are rather bouncy, but the loose physics make for ecstatic moments, particularly during chases. As you speed along, you can trigger steam pipes beneath the streets to erupt and take down your foes, or cause jams by hacking into traffic lights. My favorite method of escape, however, was to raise a drawbridge as I approached it. I would fly up the first span, soar through the air, and land with a satisfying jounce on the other side; my pursuers would be left behind, blocked from entry. I could practically imagine the coppers throwing their caps on the pavement and cursing my keen driving abilities.
My favorite moments behind the wheel were those I shared online with competitors. Watch Dogs' single-player missions and multiplayer activities are merged into one experience, and the game frequently and annoyingly nags you with opportunities to engage with others should you not seek those activities for yourself. It's almost always worth accepting those offers, however, particularly should you be invited to an online race, or even better, invited into a decryption match.
Chicago should increase its police presence in canals. You can get away with murder out there!
Both modes are excellent ways to wreak havoc in the windy city. Online races offer plenty of ways to mess with your competitors. If you're trailing behind the leader and you approach a lowered blockade, raise it with the press of a button: your opponent bangs into it and snarls under her breath, and you cackle and rush into the lead. If you're crossing said blockade when another player raises it, you might bounce into the air and land on top of another racer. Should you activate the blockade too soon, you might end up obstructing your own vehicle with only yourself to blame. Open gates and close them behind you to throw off a tail, or hack a traffic signal and get him stuck in a jam. There are enough shortcuts, however, that there's no reason you can't gain ground after finding yourself on the wrong end of a blockade.
Decryption mode, in which two teams of four are confined to a portion of the city and seek to nab and hold on to sensitive data, is anarchy in its most captivating form. There are a few details that separate this mode from its capture-the-flag cousin, the most important of which is that you only have to remain within the data carrier's proximity for a certain amount of time to steal the data. This allows data to be passed around even when you are in vehicles, or without necessarily directly engaging a carrier hiding on a rooftop above. At one point, I rammed head-on into a carrier riding a motorcycle, and I watched his body fly above my windshield before it soared out of view and landed with a thud behind me. A teammate then leapt into my vehicle's passenger seat, and we zoomed away while my comrade fired his rifle at a pursuing ambulance. The action is constant--and constantly on the move--and the shooting is as sturdy as you'd expect in any given third-person shooter. Whether you're dealing death by shotgun or by cement truck, it's difficult not to be swept up in the pandemonium, cheering or groaning with each unexpected development.
Aiden Pearce is good at shooting, good at sneaking, and good at hacking. What a Renaissance man!
Online invasions are less explosive than other modes, and potentially more boring, depending on how the invasion goes. As the invader, you come close to your target, press a button to begin downloading her data, and wait. As the victim, you rush around or hack into nearby cameras, scanning the crowd for your invader. (You always see yourself as Aiden, but other players see you as a random Chicagoan.) Neither running around looking for your hacker nor avoiding her watchful eye is engaging on its own. But catching the data thief initiates a chase sequence that leads to Watch Dogs' special brand of pandemonium. Rolling over a sprinting invader with an ice cream truck is one kind of delight. My favorite experience in an invasion thus far, however, was leaping into the bed of my hacker's pickup truck as he drove off, planting an explosive, and detonating the explosive as I leapt to the ground. It wasn't a moment I planned--the stars simply aligned, giving me the chance to pull off a dramatic kill. Successfully completing an invasion earns you a currency called notoriety, but earning the skills related to notoriety is so easy that there's more reward in the chase than in the subterfuge.
You can simply ignore all these possibilities and remain a lone vigilante, of course, and doing so offers its own kinds of rewards. Infiltrating gang hideouts is much like performing many of the story missions: you search for a way into the danger zone and decide how best to proceed. The wonder of Watch Dogs is that any method is reasonable--and every method is enjoyable. The weak link is the shooting, not because the mechanics aren't great (they are), but because enemies are so quick to go limp--and even more so when you activate the game's unnecessary bullet time. But if, like me, you seek to express some creativity in your encounters, you'll enjoy piecing together a stealthy route and performing a hushed assassination when it proves necessary.
Decryption mode, in which two teams of four are confined to a portion of the city and seek to nab and hold on to sensitive data, is anarchy in its most captivating form.
Watch Dogs isn't a full-fledged stealth game in the usual sense; you can't hide bodies or tranquilize mafiosos. However, slinking from cover to cover is smooth and weighty, as if Aiden is Sam Fisher's bulkier cousin. I came to rely on a move I call "riding the cameras," hacking into one camera so that I might in turn hack into another until I was able to tag all of my enemies and devise ways of thinning the herd. Riding the cameras is also the primary way you hack into ctOS centers, each of which presents an environmental puzzle to solve so that you might reveal more hot spots on your map. Many of these puzzles are quite clever, though some story missions take the camera mechanics a few steps further, particularly a prison level in which you hack into guards' personal cameras and investigate from their perspectives.
One type of optional mission--the digital trip--deserves special mention. There are four digital trips in all, each one an expansive minigame explained away as an audio-induced hallucination. One of the trips is a fun bit of frippery in which you bounce from one giant flower to the next, remaining in the air as long as possible. The other three, however, could be fleshed out into full games in their own right, which is a testament to how good Watch Dogs' individual pieces are. In the best of these, you gain control of a humongous spider-bot, battering police cars and leaping up the sides of buildings from which you fire rockets at helicopters and pellet the authorities with machine-gun bullets. Games that have focused on wall-climbing have rarely made these acrobatics feel so intuitive, and I'd gladly see the spider-bot find its way into a game fully devoted to it. The other two digital trips--a stealth sequence in which robots seek you out, and a car combat game in which the highways are lousy with zombies--are almost as delightful, and all of them have their own skill progression trees. The trips are structurally simple, but their foundations are rock-solid and rich with possibilities.

Watch Dogs does a lovely job of keeping its many interlocking systems from becoming overwhelming, though some systems ultimately feel superfluous. You can buy different outfits, but they all hew to the same basic style; you can buy new vehicles for ordering on demand, but fast cars are perfectly easy to find. As a result, the economy is never as meaningful as it might have been; apart from a sniper rifle and silenced pistol I purchased from an ammo shop, I rarely went shopping, simply because I rarely needed to. Even hacking scores of random passersby begins to feel excessive: when you have access to everything, no one person or piece of information is special anymore. Precious little of that information is actually a gateway to a human soul.
Aiden's soul is still locked away, too, even though I spent dozens of hours with him. But while I can't say who Aiden truly is, I can confidently say that Watch Dogs is a lushly produced and riotous game with an uncanny ability to push you from one task to the next, each of which is just as fun as the last. This version of Chicago is crawling with a hyperbolic number of degenerates, and I didn't mind squashing pyromaniacs and slavers under my tires as I plowed through the streets chasing after a hacker, hip-hop beats blasting from the radio. After all, the struggling mothers and homeless beggars wandering Chicago deserve some peace of mind, and doling out some street justice is a good first step.

The Elder Scrolls V: Skyrim and its three expansions Dawnguard, Hearthfire, and Dragonborn.

The Elder Scrolls V: Skyrim and its three expansions Dawnguard, Hearthfire, and Dragonborn.by ISMI FEBRIAN

The Elder Scrolls V: Skyrim could be getting a Legendary edition, if one retailer listing is correct.
Polish retailer Ultima (spotted by Eurogamer Poland) listed the game with a June 7 release date, stating the Legendary Edition would include The Elder Scrolls V: Skyrim and its three expansions Dawnguard, Hearthfire, and Dragonborn.
The suggested retail price for the Xbox 360 and PlayStation 3 versions--199.90 zł--would suggest a standard price of around £39.99/$59.99. The PC version is marked slightly cheaper.
Bethesda recently confirmed that there would be no more DLC released for Skyrim, and that the team was moving on to its next project.
GameSpot has reached out to Bethesda for comment.
Previous Bethesda RPG's The Elder Scrolls IV: OblivionFallout 3, and Fallout: New Vegas have all received similar editions in the past.

positif dan negatif bermain game

positif dan negatif bermain game


















by ismi febrian

Sisi positif video games:
  • Cerdas berbahasa. Konsentrasi anak saat bermain game terjadi saat gelombang alfa pada otak berjalan aktif sehingga membuat informasi lebih mudah terserap. Akibatnya, perbendaharaan kata-kata yang ia tangkap dalam video games akan lebih mudah diingat oleh anak.
  • Cerdas spasial. Kecerdasan spasialnya adalah kemampuan untuk penalaran abstrak. Pada anak usia 3-4 tahun yang aktif menggunakan komputer disertai aktivitas pendukung lainnya akan memperoleh peningatan signifikan dalam berpikir abstrak serta mampu menyelesaikan masalah dengan strategi.
  • Cerdas logika dan matematika. Ada tiga hal yang anak pelajari saat bermain games, yaitu memecahkan masalah dan kemampuan untuk meresponnya, memahami pola permasalahan dan wawasan pengetahuannya berkembang. Saat bermain games anak akan diminta untuk mengikuti instruksi dan jalan cerita games serta menggunakan logika untuk menyelesaikan permainan. Video games juga mengajarkan anak konsep matematika, seperti puluhan, ratusan, ribuan. Dia juga belajar konsep operasional seperti penambahan, pengurangan, besar-kecil, serta kali lipat.
  • Cerdas musik. Musik dan video games tidak pernah terpisahkan. Setiap games biasanya diiringi musik tertentu dengan ketukan yang memberi semangat. Untuk anak-anak yang memang punya bakat musik akan memperhatikan hal tersebut. Selain itu, saat bermain games biasanya ada bunyi-bunyian seperti “cring-cring” suara koin berjatuhan saat dapat poin, suara fanfare saat memenangkan satu level atau “tetot” saat ada yang salah. Bunyi-bunyian seperti ini mengajarkan anak tentang ekspresi!
  • Cerdas intrapersonal. Saat bermain video games jarang ada yang bisa langsung menyelesaikan semua level permainan dalam percobaan pertama. Biasanya semakin sulit level permainan, perlu beberapa kali mencoba sebelum akhirnya bisa naik ke level selanjutnya. Hal  tersebut menumbuhkan perasaan kompetitif untuk terus bisa naik ke level permainan selanjutnya. Selain itu, anak jadi termotivasi untuk menyelesaikan tantangan games tersebut.
Sisi negatif video games:  
  • Cerdas interpersonal. Video games bisa menghipnotis anak untuk mengacuhkan dunia sekitar jika sedang asyik bermain, padahal anak perlu bersosialisasi dengan orang lain.
  • Cerdas naturalis. Saat bermain games, mata anak terpaku pada layar monitor saja  sehingga hanya berkutat di dalam rumah saja dan melewatkan pemandangan di luar rumah. Meski games yang dia mainkan menampilkan pemandangan alam, anak tidak merasakannya langsung. Dia tidak tahu seperti apa wangi bunga atau tekstur kulit pohon yang kasar.
  • Cerdas kinestetis. Terlalu banyak bermain video games anak bisa jadi pemalas karena terus duduk di depan layar monitor. Sebuah penelitian menemukan hubungan antara lamanya permainan video games bisa meningkatkan risiko anak obesitas.(me)
Baca juga: 

Apa itu Game...?

by ismi febrian


Apa itu Game...?











Game berasal dari kata bahasa inggris yang memiliki arti dasar Permainan. Permainan dalam hal ini merujuk pada pengertian “kelincahan intelektual” (intellectual playability). Game juga bisa diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada target-target yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual, pada tingkat tertentu, merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara maksimal. Pada awalnya, game identik dengan permainan anak-anak. Kita selalu berpikir game merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak yang dapat menyenangkan hati mereka. Dengan kata lain, segala bentuk kegiatan yang memerlukan pemikiran, kelincahan intelektual dan pencapaian terhadap target tertentu dapat dikatakan sebagai game. Tetapi yang akan dibahas pada kesempatan ini adalah game yang terdapat di komputer, baik off line maupun online. Saat ini perkembangan games di komputer sangat cepat. Para pengelola industri game berlomba-lomba untuk menciptakan game yang lebih nyata dan menarik untuk para pemainnya. Hal inilah yang membuat perkembangan games di komputer sangat cepat. Sehingga games bukan hanya sekedar permainan untuk mengisi waktu luang atau sekedar hobi. Melainkan sebuah cara untuk meningkatkan kreatifitas dan tingkat intelektual para penggunanya. Jadi, bermain game adalah suatu proses “fine tuning” (atau penyamaan frekuensi) dari logika berpikir anak-anak kita dengan logika berpikir aplikasi komputer yang canggih tadi. Pada saat bersamaan, game juga secara nyata mempertajam daya analisis para penggunanya untuk mengolah informasi dan mengambil keputusan cepat yang jitu. Namun, tentu saja kenyataan juga harus kita masukkan kedalam perhitungan. Kenyataan itu diantaranya adalah kecanduan para pemain / penggunanya yang akut terhadap permainan komputer semacam ini. Mereka bisa lupa segala-galanya akan tugas mereka yang lain termasuk tugas menuntut ilmu.
Menurut Agustinus Nilwan dalam bukunya “Pemrograman Animasi dan Game Profesional” terbitan Elex Media Komputindo, game di artikan sebagai suatu aktivitas tersetruktur atau juga digunakan sebagai alat pembelajaran. Sebuah game bisa dikarakteristikan dari apa pemain lakukan misalnya :
A.       Peralatan
Misal : bola, kartu, papan, atau sebuah Komputer.
B.     Peraturan
Peraturan digunakan untuk menentukan giliran pemain, hak dan keharusan masing-masing pemain, dan tujuan permainan.
C.    Skill, Strategi dan Keberuntungan
Game dengan dengan skill, contohnya dengan kekuatan fisik, misal gulat, menembak dan kekuatan mental seperti catur.
D.    Single Player Game (pemain satu orang) dan Double Player (lebih dari satu pemain)
Jika pemain tunggal, pemain harus bermain dengan keahlian, berpacu dengan waktu dan keberuntungan sedangkan pemain double, pemain diharuskan untuk menggunakan suatu strategi dan kekompakan sesama pemain, untuk mencapai tujuan tertentu atau sebaliknya pemain harus berlomba dengan pemain lainnnya untuk mencapai sesuatu tujuan.
v Komponen game :
Dalam sebuah game atau permainan pastilah memiliki komponen dasar yang membuat game tersebut menjadi user friendly, misalnya :
1.      Collision detection, dimana dalam sebuah game dapat mendeteksi efek atau aksi yang perlu dalam sebuah game. Misalnya, jika mobil menabrak maka mobil akan mengalami kerusakan pada body.
2.      NPC, dimana dalam game tersebut player dapat berinteraksi dengan player lain.
3.      Grafik
4.      Suara
5.      Artificial intelegent
6.      Sekenario atau cerita.

v Sejarah Game
berbicara tentang sejarah game komputer, sama seperti halnya dengan sejarah komputer. berikut ini sejarah game dari beberapa sumber yang aku baca.
ü  Game Generasi Pertama
1972, pada saat itu orang belum mengenal konsol atau game komputer, yang mereka tahu adalah video game, yaitu sebuah permainan elektronik yang menampilkan gambar bergerak (video). Sebuah perusahaan bernama Magnavox meluncurkan video game pertama, yaitu Odyssey.Magnavox Odyssey, konsol game pertama di dunia mengoperasikan Pong.
Tidak lama setelah itu sebuah game arcade legendaris Atari berjudul “Pong” muncul. Pong merupakan sebuah game sederhana yang mengambil konsep permainan tenis, satu bola dan 2 papan di kiri dan kanan, pemain sebisa mungkin harus berusaha mengembalikan bola ke daerah lawan. Atari merilis Pong dalam bentuk sebuah mesin ding dong bernama Sears.
1975, Magnavox menyerah dan menghentikan produksi Odyssey. Sebagai gantinya, mereka mengikuti jejak Atari, memproduksi mesin ding dong bernama Odyssey 100, yang khusus menyajikan game Pong.
ü  Game Generasi Kedua
1976, Fairchild mencoba menghidupkan kembali dunia video game dengan menciptakan VES (Video Entertainment System). VES adalah mesin pertama yang disebut ”konsol”. Konsol ini menggunakan kaset magnetik yang disebut cartridge. Nah, konsep ini kemudian diikuti oleh beberapa produsen lain, termasuk Atari, Magnavox, dan RCA, ketiga perusahaan tersebut juga merilis konsol serupa.Fairchild VES, pertama di dunia yang menggunakan media cartridge.
1977, dunia konsol menjadi tidak populer, game-game yang ada tidak berhasil menarik minat. Fairchild dan RCA mengalami kebangkrutan. Praktis, hanya ada Atari dan Magnavox yang masih bertahan di dunia video game.
1978, Magnavox meluncurkan Odyssey 2, seperti halnya Odyssey pertama, konsol ini pun gagal menjadi hit. Tak lama berselang, Atari meluncurkan konsol legendaris, Atari 2600, yang terkenal dengan game Space Invaders-nya
1980, berbagai produsen konsol muncul, dan mereka mengambil Atari 2600 sebagai konsep dasar, perkembangan dunia game pun semakin pesat.
1983, dunia video game kembali ambruk. Game-game yang kurang kreatif membuat konsol kembali mendapat sambutan dingin, apalagi, PC saat itu menjadi semakin canggih. Orang lebih memilih membeli PC ketimbang konsol video game, selain untuk bermain, PC juga produktif untuk bekerja. Game-game komputer (PC Game) semakin berkembang pesat, hingga saat ini. Pelopor PC ber-game saat itu adalah Commodore 64, konsol sekaligus personal computer yang menyediakan tampilan grafis 16-warna dan memiliki kapasitas memori jauh lebih baik dari konsol videogame model apa pun.
Atari 2600, sempat hit tahun 80-an. Memiliki “adik” bernama Atari 2600 Jr.
ü  Game Generasi Ketiga
1983, perusahaan bernama Famicom (Jepang) menciptakan gebrakan baru, sebuah konsol bernama Famicom/Nintendo Entertainment System (NES) dirilis di akhir 1983. Konsol ini menampilkan gambar dan animasi resolusi tinggi untuk pertama kalinya. Setelah mendapat sambutan hangat di Jepang, Famicom memperluas pemasarannya ke Amerika, yang dikenal dengan NES (Nintendo Entertainment System). Nintendo memiliki chip pengaman pada cartridge game mereka, dengan demikian seluruh game yang akan dirilis haruslah seijin developer Nintendo. Dan akhirnya, muncul sebuah game legendaris, Super Mario Brothers, yang dibintangi karakter fenomenal yang tetap eksis hingga kini, Mario.Famicom dari Nintendo, berhasil merajai pasar videogame di era generasi ketiga.
ü  Game Generasi Keempat
1988, NES mendapat sambutan hangat di seluruh dunia, dan sebuah perusahaan bernama Sega mencoba menyaingi Nintendo. Sega merilis konsol next-generation mereka, Sega Mega Drive (yang juga dikenal dengan Sega Genesis). Konsol ini menyajikan gambar yang lebih tajam dan animasi yang lebih halus dibanding NES. Konsol ini cukup berhasil memberi tekanan, tetapi NES tetap bertahan dengan angka penjualan tinggi.
1990, Nintendo kembali menggebrak dengan konsol next-gen mereka, SNES (Super Nintendo Entertainment System). Selama 4 tahun, Nintendo dan Sega menjadi bebuyutan, meskipun ada beberapa produsen seperti SNK dengan NeoGeo-nya, NEC dengan TurboGrafx-16 dan Phillips CD-i, tapi kedua konsol mereka begitu handal dan populer.
Rivalitas yang legendaris, Super NES dan Mario Brothers sebagai ikonnya melawan SEGA Mega Drive dan Sonic the Hedgehog sebagai ikonnya.
ü  Game Generasi Kelima
1990-1994, Sega dan Nintendo tetap bersaing. Berbagai game fenomenal dirilis. SNES menyertakan chip Super FX pada cartridge mereka, dan Sega menggunakan Sega Virtua Processor, keduanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas grafis dari game. Alhasil, SNES dan Sega saling beradu dengan game-game keren seperti Donky Kong Country (SNES) dan Vectorman (Sega).
1993, sebuah perusahaan ternama, Panasonic, merilis konsolnya yang bernama Panasonic 3DO. Ini adalah konsol pertama yang menggunakan CD sebagai pengganti cartridge. Harganya yang sangat mahal membuat konsol ini tidak populer, 3DO tidak bertahan lama dan harus segera menghentikan produksinya.Panasonic 3DO, konsol game pertama yang menggunakan media CD.
1994, Atari kembali meluncurkan konsol baru untuk menandingi Nintendo dan Sega. Atari Jaguar jelas jauh lebih canggih ketimbang NES maupun Mega Drive, tetapi penggunaannya yang sulit menjadi batu sandungan, belum lagi, pada tahun yang sama, Sony merilis konsol super legendaris, PlayStation. Atari bangkrut dan akhirnya melakukan merger. Konsol basis CD yang pertama kali menuai sukses adalah Sony PlayStation. Konsol Jepang ini segera mendapat sambutan hangat, dan hingga saat ini, PlayStation sudah terjual ratusan juta unit. PlayStation yang juga disebut PS-One merupakan konsol terlaris sepanjang masa. Sega dan Nintendo tampaknya menyadari ketertinggalan mereka dari Sony. Sega kemudian merilis Sega Saturn, dan Nintendo mengeluarkan Nintendo 64.Ini dia sang Sony Playstation generasi pertama!!
ü  Game Generasi Keenam
1998, Setelah jatuhnya Nintendo dan Sega, kini dunia konsol jadi milik Sony. PlayStation menjadi raja dan bisa dibilang tidak memiliki pesaing. Sega mencoba meluncurkan Sega Dreamcast untuk mematahkan dominasi Sony, tetapi kembali gagal, akhirnya pada tahun itu juga, Sega mengundurkan diri dari dunia produsen konsol.
2000, Sony semakin ’merajalela’ ketika mereka berhasil merilis konsol barunya, PlayStation 2, yang sudah berbasis DVD. Nintendo mencoba bertahan di dunia konsol dengan merilis GameCube. Konsol ini tidak menggunakan DVD 12 cm biasa, melainkan DVD yang berukuran lebih kecil, yaitu 8 cm. Ukuran keping medianya yang lagi-lagi nyeleneh membuat GameCube kurang populer. Satu-satunya pesaing serius PlayStation 2 adalah Xbox. Sebuah konsol keluaran Microsoft ini menggebrak dengan tampilan visual yang sangat tajam dan berkualitas yang kala itu lebih menarik dibanding dengan PlayStation 2. Sayangnya game-game Xbox ternyata tidak sepopuler PlayStation 2. Satu game Xbox yang menjadi hit dan cukup fenomenal yaitu Halo. Karena game ini udah memanfaatkan fasilitas ‘unggul’ dari Microsoft, yaitu Xbox Live.Dari kiri ke kanan: Nintendo GameCube, Microsoft Xbox, Sony Playstation 2. Diurut berdasarkan tingkat popularitasnya.
ü  Game Generasi Ketujuh
2005, Boleh dibilang, Xbox terlambat meluncur ke pasaran dibanding PlayStation 2, dan support game-game tenar juga sangat minim. Tetapi, Microsoft seolah belajar dari kesalahannya. Pada saat Sony masih melakukan riset untuk konsol PlayStation 3 yang menggunakan Blu-Ray, Microsoft kali ini telah mengambil seribu langkah lebih cepat. Xbox 360, konsol generasi terkini yang memanfaatkan media HD-DVD.
2006, Xbox 360 hadir dengan segudang fitur istimewa, mulai dari grafis, hingga titel-titel game terkenal. Di antaranya Best Game of The Year s2006 versi beberapa situs game terkemuka, Gears of War. Apalagi, Xbox Live semakin disempurnakan, dan mendapat sambutan luar biasa dari para gamer. Kali ini, giliran Sony yang terlambat. PlayStation 3 dirilis pada November 2006, selang seminggu sebelum Nintendo meluncurkan terobosannya, yaitu Nintendo Wii. Posisi PlayStation 3 kurang menguntungkan, selain karena Xbox 360 sudah keburu tenar duluan, Wii juga menawarkan inovasi pada stik kontrol mereka yang ’motion sensitive’. Apalagi, harga konsol terbaru Sony itu merupakan yang paling mahal dibanding dua pesaingnya. Alhasil, penjualan PlayStation 3 menjadi yang terendah di bawah Xbox 360 dan Wii.Xbox 360, Wii, Playstation 3, menjadi pesaing tetap dari generasi sebelumnya.
ü  Game Generasi Handleheld
Merebaknya popularitas game membuat berbagai perusahaan elektronik berusaha membuat terobosan baru. Di antaranya adalah membuat sebuah mesin game berukuran kecil, yang bisa dibawa ke mana pun. Belakangan, konsol pun dibuat mini, serupa dengan handheld, tentu saja, ini merupakan sebagian terobosan besar yang tidak boleh dilupakan dalam sejarah game.
1976-1979, sejarah video game saku ini bermula, beberapa piranti dari Mattel dirilis ke pasaran, tetapi tidak begitu populer. Demikian pula dengan handheld buatan Milton Bradley yang dilempar ke pasaran.
1980-1984, Perusahaan-perusahaan Jepang mulai merambah pasar handheld, tetapi tetap sama saja hasilnya. Hal ini terus berlanjut hingga 1984. Pada waktu itu, sebuah nama yang tentu tidak asing sampe sekarang, Game Boy, muncul. Handheld buatan Nintendo ini begitu diminati dan dinobatkan sebagai handheld pertama di dunia yang angka penjualannya boleh dikatakan sukses.
1989, Atari mengakhiri era handheld hitam putih. Produk andalannya, Atari Lynx, membawa dimensi baru. Ini handheld pertama yang mampu menampilkan warna, sekaligus animasi 3D yang sederhana.
1990, dunia handheld semakin menggila, NEC, perusahaan elektronik terkemuka di Jepang membuat handheld yang mampu merender animasi 3D lebih kompleks, karena menerapkan konsep grafis 3D untuk PC (personal computer).Handheld beda generasi: 1. Sony PSP, 2. GamePark XGP, 3. GamePark GP32, 4. Atari Lynx, dan 5. NEC TurboExpress.
1994, Semenjak tahun tersebut, produsen game semakin gencar melakukan riset untuk handheld. Sega merilis Game Gear dan setahun berselang, Nintendo memperbarui produknya dengan Super Game Boy. Bahkan, Sega memproduksi handheld tanpa layar, Mega Jet, untuk diimplementasikan di pesawat terbang guna menghibur penumpangnya. Nintendo Virtual Boy menyusul, lengkap dengan kacamata 3D-nya, yang sekarang banyak ditiru untuk pelengkap berbagai paket produk grafis 3D.
1995, ada ide untuk mengecilkan ukuran konsol, dimulai dari Sega Nomad. Konsol ini membutuhkan cartridges Sega Mega Drive, tetapi ukurannya kecil, maka dari itu tergolong handheld.
1996, muncul Neo Geo Pocket, disusul oleh beberapa variasi Game Boy Pocket dan Game Boy Color, yang terus berinovasi tiap tahunnya.
1998-2000, Sony merilis PocketStation dan memberikan kejutan besar di dunia konsol. Handheld ini memiliki kualitas visual yang jauh lebih baik dibanding handheld lain yang ada di pasaran. Salah satu pentolan Nintendo, Gumpei Yokoi, memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan Bandai, kemudian merilis WonderSwan dan WonderSwan Color.Nokia NGage QD, usaha pabrikan ponsel Nokia merambah industri game.
2001, Game Park GP32 muncul. Handheld buatan Korea ini sangat unik, selain fitur multimedia, pemiliknya bisa mendesain aplikasi dan game sendiri untuk GP32. Nintendo juga merilis Game Boy Advance pada tahun yansg sama. Bahkan, Nokia produsen ponsel yang tidak asing bagi Anda, merilis handheld Nokia N-Gage. Ini merupakan ponsel sekaligus piranti game yang lengkap dengan fitur-fitur multimedia dan interkonektivitas, seperti Bluetooth. Dan juga pada tahun ini, dirilis Game Boy Advance SP dengan model yang cantik, solid, dan padat.
2004-2006, Sony merilis handheld pertama yang menggunakan cakram bernama PSP dan dibarengi dengan hadirnya Nintendo DS, yang menggunakan konsep dual screen (layar ganda). Disusul oleh Game Boy Micro dan Game Park XGP. Nintendo DS Lite dan Pelican VG Pocket Caplet menjadi handheld terbaru yang dilempar ke pasaran.
v Klasifikasi game :
Mengingat Serious Game adalah satu bidang yang masih baru, maka klasifikasi game yang tergolong dalam serious game pun masih dalam tahap yang sederhana, sampai saat ini bila berbicara seputar serious game, maka beberapa klasifikasi yang termasuk kedalamnya adalah :
o   Advergaming : advergames adalah Personal Computer berupa aplikasi games pada PC. Games ini dijalankan pada personal computer. Pada media Personal Computer, durasi waktu penayangan adalah tidak terbatas, selama games tersebut bagus dan mampu menghibur audience/pemain, maka selama itulah tingkat kemungkinan untuk dilihat audience akan semakin tinggi. Pembuatan Games ini biasanya menggunakan Language C++ / C#, membutuhkan waktu 3-6 bulan tergantung dengan kompleksitas games tersebut.
o   Edutainment : adalah salah satu bentuk media pembelajaran yang dipenuhi nuansa menghibur dan menyenangkan dan mudah dicerna oleh penontonnya.
o   Edumarket Games – kombinasi dari advergaming dan edutainment.
o   News Games atau Journalistic games : Games terbaru dan berita tentang perkembangan games terbaru.
o   Simulation Games : sebuah pemainan secara simulation.
ü Penjelasan tentang game online dan offline serta perbedaannya :
Tekonologi games online diilhami oleh penemuan metode networking komputer tahun 70-an oleh militer di Amerika. Dari konsep inilah dikembangkan berbagai fitur baru termasuk game. Pertama jaringan yang digunakan masih Lokal Area Network (LAN). Kesininya sudah menggunakan jaringan yang luas melalui jalur www (world wide web) atau internet yang bisa diakses via nirkabel. Tidak seperti kirim email atau browsing yang tinggal langsung klik IE (internet explorer), netscape navigator, atau opera browsing, untuk bisa memainkan game online kita harus meng-install dulu program game-nya. Tentunya agar lebih asyik, perangkat keras (hardware) yang digunakan harus memadai juga.
Berbeda dengan game biasa. Di game online kita harus mendaftar atau register terlebih dahulu. Tidak semua games online dapat dimainkan secara gratis, beberapa di antaranya ada yang memerlukan registrasi atau pembuatan member yang memerlukan sejumlah biaya. Biasanya games yang tidak memerlukan sejumlah biayan untuk pemnbuatan member, kita hanya perlu register dan dapat langsung memainkannya. Sedangkan untuk games yang tidak gratis, kita harus memasukan source code yang ada pada voucher games yang kita beli. Di dunia games on line kita mengenal adanya level pada permainan. Untuk tahap awal, kita harus memulai pada level satu. Kemudian level akan bertambah seiring dengan tingkat kemampuan kita untuk memainkan permainan tersebut. Pada games on line kita pasti memiliki sebuah id character yang harus kita jaga agar id character kita dapat “diperhitungkan “ di dunia maya.
Banyak sekali jumlah game online yang dapat dimainkan. Mulai dari game arcade sampai game perang atau petualangan. Contohnya ada catur online yang disediain Yahoo! dan juga pool (biliard) online dari Yahoo!. Sementara game online lainnya ada Gunbound, Ragnarok, Laghaim, Spiderman 2, Final Fantasy, Roadrash, bahkan game startegi seperti Rise of Nations keluaran Microsoft dan Big Huge yang dapat dimainkan.
Di Indonesia, on line game mulai berkembang di pertengahan 90-an, saat game Nexia beredar. Dan sekarang, salah satu game yang lagi digandrungi adalah Ragnarok online (RO), sebuah game yang diangkat dari komik berjudul sama. RO adalah sebuah game yang cukup fenomenal karena tak hanya booming di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. “RO sangat digemari karena menawarkan kekuasaan penuh atas karakter yang diciptakan dan memberikan banyak pilihan, apakah karakter tersebut akan menjadi karakter yang beruntung, lemah, pemurah atau yang lainnya,” kata Alvanov. “Pemain dapat menciptakan karakter sesuai dengan keinginan, bahkan terkadang sifat pemain dapat tercermin dalam karakter yang diciptakannya.” Bagi penggemar RO sendiri, kesempatan untuk bertemu dengan gamer lain adalah salah satu daya tariknya. Bila dalam game offline kita hanya dapat bermain dengan orang yang terbatas, lewat RO kita dapat bermain dengan begitu banyak orang.

Pengaruh Game
ü   Dampak Positif Game
1.      Setiap game memiliki tingkat kesulitan/Level yang berbeda. Umumnya permainan ini dilengkapi pernak-pernik senjata, amunisi, karakter dan peta permainan yang berbeda. Untuk menyelesaikan level atau mengalahkan musuh secara efisien diperlukan strategi. Permainan game online akan melatih pemainnya untuk dapat memenangkan permainan dengan cepat, efisien dan menghasilkan lebih banyak poin.
2.      Meningkatkan konsentrasi.Kemampuan konsentrasi pemain game online akan meningkat karena mereka harus menyelesaikan beberapa tugas, mecari celah yang mungkin bisa dilewati dan memonitor jalannya permainan. Semakin sulit sebuah game maka semakin diperlukan tingkat konsentrasi yang tinggi.
3.      Meningkatkan koordinasi tangan dan mata. Penelitian yang dilakukan di Manchester University dan Central Lanchashire University menyatakan bahwa orang yang bermain game 18 jam seminggu atau sekita dua setengah jam perhari dapat meningkatkan koordinasi antara mata dan tangan
4.      meningkatkan kemampuan membacaPsikolog dari Finland Univesity menyatakan bahwa game meningkatkan kemampuan membaca pada anak-anak. Jadi pendapat yang menyatakan bahwa jenis permainan ini menurunkan tingkat minat baca anak sangat tidak beralasan.
5.      Meningkatkan kemampuan berbahasa inggrisSebuah studi menemukan bahwa gamers mempunyai skil berbahasa inggris yang lebih baik meskipun tidak mengambil kursus pada masa sekolah maupun kuliah. Ini karena banyak alur cerita yang diceritakan dalam bahasa inggris dan kadang kala mereka chat dengan pemain lain dari berbagai negara.
6.      Meningkatkan pengetahuan tentang komputeruntuk dapat menikmati permainan dengan nyaman dan kualitas gambar yang prima seorang peman game online akan berusaha mencari informasi tentang spesifikasi komputer dan koneksi internet yang dapat digunakan untuk memainkan game tersebut. Karena pengguna komputer aktif biasanya mereka juga akan belajar troubleshooting komputer dan overclocking.
7.      Meningkatkan kemampuan mengetikKemampuan mengetik sudah pasti meningkat karena mereka menggunakan keyboard dan mouse untuk mengendalikan permainan.

ü  Dampak Negatif Game
1.         Menimbulkan adiksi (Kecanduan) yang kuat
Sebagian besar game yang beredar saat ini memang didesain supaya menimbulkan kecanduan para pemainnya. semakin seseorang kecanduan pada suatu game maka pembuat game semakin diuntungkan karena peningkatan pembelian gold/tool/karakter dan sejenisnya semakin meningkat. Tapi keuntungan produsen ini justru menghasilkan dampak yang buruk bagi kesehatan psikologis pemain game.
2.         Mendorong melakukan hal-hal negatifWalaupun jumlahnya tidak banyak tetapi cukup sering kita menemukan kasus pemain game online yang berusaha mencuri ID pemain lain dengan berbagai cara. Kemudian mengambil uang didalamnya atau melucuti perlengkapannya yang mahal-mahal. Kegiatan mencuri ID ini biasanya juga berlanjut pada pencurian akun lain seperti facebook, email dengan menggunakan keylogger, software cracking dll.Bentuk pencurian ini tidak hanya terbatas pada pencurian id dan password tetapi juga bisa menimbulkan pencurian uang – meskipun biasanya tidak banyak (dari uang SPP misalnya) dan pencurian waktu, misalnya membolos sekolah demi bermain game.
3.         Berbicara kasar dan kotor Entah ini terjadi di seluruh dunia atau hanya Indonesia tetapi sejauh yang penulis temui di warnet-warnet diberbagai kota. Para pemain game online sering mengucapkan kata-kata kotor dan kasar saat bermain di warnet atau game center.
4.      Terbengkalainya kegiatan di dunia nyata Keterikatan pada waktu penyelesaian tugas di game dan rasa asik memainkannya seringkali membuat berbagai kegiatan terbengkalai. Waktu beribadah, tugas sekolah, tugas kuliah ataupun perkerjaan menjadi terbengkalai karena bermain game atau memikirkannya. Apalagi banyak permainan yang terus berjalan meskipun kita sudah offline.
5.      Perubahan pola makan dan istirahat Pernah mengalaminya? Perubahan pola istirahat dan pola makan sudah jamak terjadi pada gamers karena menurunnya kontrol diri. Waktu makan menjadi tidak teratur dan mereka sering tidur pagi demi mendapat happy hour (internet murah pada malam-pagi hari)
6.      Pemborosan Uang untuk membayar sewa komputer di warnet dan membeli gold/poin/karakter kadangkala nilainya bisa mencapai jutaan rupiah. Belum lagi koneksi internet, dan upgrade spesifikasi komputer dirumah.
7.      Mengganggu kesehatan duduk terus menerus didepan komputer selama berjam-jam jelas menimbulkan dampak negatif bagi tubuh
a.    Eyestrain

eye strain adalah kelelahan mata yang terjadi karena penggunaan mata secara berlebihan, melihat obyek yang sama secara terus menerus misalnya layar komputer, TV, mikroskop dan mengendarai mobil. Pada online gamers selain melihat monitor terus menerus, mata juga semakin jarang berkedip yang justru menambah kelelahan

b.   Ambeien
Duduk dalam jangka waktu lama dapat menganggu sirkulasi darah dan menekan pembuluh darah vena disekitar anus, menimbulkan penonjolan pembuluh darah yang terasa panas dan sakit yang disebut ambeien atau wasir

c.    Carpal tunnel syndrome

adalah penyakit yang disebabkan karena tekanan dan ketegangan pada saraf di pergelangan tangan yang berfungsi merasakan dan pergerakan untuk bagian tangan dan jari. Tekanan dan ketegangan ini dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, kelemahan, atau kerusakan otot pada tangan dan jari

d.      Penurunan Metabolisme

Duduk tanpa aktifitas fisik terlalu lama membuat otot tidak melakukan aktifitas yang berakibat menurunnya metabolisme. Dalam jangka panjang dampaknya diantaranya menurunnya massa otot, kegemukan, menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terserang penyakit.sebenarnya ini efek-efek yang ditimbulkan diatas tidak terbatas pada game online saja tetapi juga bisa terjadi pada sebagian besar orang yang memainkan konsol game atau game pada ponsel pintar karena pada dasarnya kebanyakan game dibuat supaya pemainnya ingin memainkannya secara berulang-ulang dan kecanduan, tetapi dampaknya lebih besar pada online gamers karena tingkat kecanduan yang tinggi.